Halaman

Jumat, 04 Mei 2012

Islam dan Sejarah


A.    Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah
1.      Perkembangan Islam di Mekkah dan di Madinah
Di kala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya, lahirlah seorang bayi laki-laki yang berasal dari keluarga sederhana. yang nantinya membawa perubahan besar bagi peradaban dunia. Bayi laki-laki itu bernama Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muthalib. Dia menjadi yatim sebelum lahir ke dunia. Ibunya bernama Siti Aminah yang sempat merawatnya sampai kira-kira berusia enam tahun. Dengan demikian, Muhammad adalah seorang anak yatim piatu yang kemudian dirawat dan dididik oleh kakeknya.

Kira-kira usia 12 tahun, Muhammad saw. mengikuti pamannya, Abu Thalib membawa barang dagangan ke Syam. Di tengah perjalanan, pamannya diberitahu oleh seorang rahib bernama Buhaira bahwa Muhammad akan menjadi manusia pilihan yang selama ini ditunggu-tunggu oleh kebanyakan masyarakat Arab. Oleh karena itu, ia berusaha melindungi Muhammad dan segala gangguan orang yang akan rnenyakitinya.[1]
2.      Sasaran Awal Dakwah Nabi
Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan seorang wanita yang berbudi luhur, bernama Khadijah. Ketika menginjak usia 40 tahun. Muhammad saw. lebih banyak mengerjakan tahannuts dari waktu-waktu sebelumnya. Dalam melakukan tahannuts itu beliau bermimpi, mimpi yang benar. Kemudian pada malam ke-17 bulan Ramadhan / 6 Agustus 610 M. ketika beliau sedang bertahannuts di Gua Hira, datanglah Malaikat Jibril dengan membawa wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Dengan penerimaan wahyu itu, berarti Muhammad Saw. telah menjadi rasul pilihan Allah yang bertugas menyampaikan perintah Allah kepada segenap umat manusia.
Setelah lebih kurang dua setengah tahun lamanya Nabi Muhammad Saw menanti datangnya wahyu berikutnya, barulah datang wahyu yang kedua, yaitu surat al-Muddatsir ayat 1-7.
Dengan turunnya ayat tersebut, maka jelaslah apa yang harus dilakukan Nabi Muhammad Saw yaitu bangkit berdakwah menyampaikan agama Allah kepada semua umat manusia. Allah memberikan petunjuk tentang cara menyampaikan agama Islam kepada umat manusia yaitu:
a.       Dengan cara sembunyi-sembunyi, sebab orang kafir Qraisy tidak senang kepada agama yang dibawa Rasulullah.
b.      Dengan berhati-hati, lemah lembut jangan sampai menyakiti orang lain.
Dakwah Nabi Muhammad yang pertama dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga kerabat, dan famili. Mereka adalah Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah.
3.      Dakwah Secara Terang-Terangan
Nabi Muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama kurang lebih 3 tahun, maka banyak penduduk kota Mekkah yang mengetahui dakwah dan agama yang dibawa oleh Rasulullah. Tentu hal itu sangat bertentangan dengan agama dan kepercayaan nenek moyang mereka. Dalam keadaan seperti itulah, maka turun wahyu kepada Nabi untuk berdakwah secara terang-terangan.
Usaha Nabi Muhammad Saw dalam menyiarkan agama Islam selalu mendapat halangan dan tantangan dari kafir Quraisy yang dipelopori oleh Abu Lahab dan Abu Sofyan. Mereka menyebarkan isu-isu dan propaganda yang mengatakan bahwa Nabi adalah seorang yang gila, berbagai macam gangguan dan siksaan serta boikot sampai rencana pembunuhan dilakukan namun tidak juga berhasil.[2]
Karena banyak menerima siksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy, maka kaum Muslimin disuruh untuk pindah ke Habsyi. Mereka diterima dengan baik oleh raja Habsyi serta mendapat perlindungan dan diberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah. Setelah wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib, maka semakin beranilah kaum kafir Quraisy mengganggu dan menyakiti Nabi Saw, siksaan dan penderitaan yang diterima Nabi Muhammad beserta pengikutnya semakin parah, maka beliau mengadakan misi ke Thaif secara diam-diam untuk minta bantuan dan perlindungan akan tetapi beliau malah diusir dan penduduk beramai-ramai menyakiti beliau.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa upaya dakwah Nabi Muhammad saw. di kota Mekkah tidak mendapat respon dari kalangan menengah atas, sehingga beliau berkeinginan mencari saudara baru di luar kota Mekkah, seperti ke Madinah.
Untuk mewujudkan keinginan itu, Nabi Muhammad saw. melakukan kontak dengan para jamaah haji yang datang dari tanah Yatsrib. Diam-diam Nabi Muhammad saw. menyampaikan dakwahnya mendapat tanggapan positif dan jamaah haji yang datang dari Yatsrib. Hal itu terjadi dengan menghasilkan dua perjanjian, yaitu perjanjian Aqabah pertama (tahun 621 M) dan perjanjian Aqabah kedua (tahun 622 M). Dengan kedua perjanjian itü terbukalah jalan bagi Nabi untuk menyebarkan ajarn Islam ke Madinah.
Setelah berada di Madinah, beliau menyusun langkah-langkah guna mengembangkan ajaran Islam lebih efektif dan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, khususnya di tanah Arab itu sendiri.[3]
Ada beberapa langkah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Dalam pengembangan Islam di kota Madinah, sehingga ajaran Islam dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat kota tersebut. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah:
a.       Memberikan kemerdekaan beragama kepada penduduk Madinah.
b.      Islam mengajarkan bahwa manusia adalah umat yang satu. Oleh sebab itu, kita wajib memelihara persaudaraan dan saling menolong. Untuk itu, Nabi Muhammad mengadakan perjanjian perdamaian dengan penduduk Madinah yang belum beragama Islam. Perjanjian ini dikenal dengan “Deklarasi Madinah. Perjanjian itu dilaksanakan pada tahun 623 M atau tahun kedua Hijriyah.
c.       Mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar. Umat Islam yang datang ke Madinah sebagai kaum imigran tidak membawa bekal dan persediaan yang cukup.
4.      Kepribadian Nabi dalam Mengembangkan Islam
Kepribadian Nabi Muhammad saw. dalam mengembangkan aiaran Islam dan memperkuat persatuan umat Islam, merupakan salah satu rahasia kesuksesan Nabi Muhammad saw. dalam melaksanakan tugas kerasulannya. Kesuksesan nabi Muhammad Saw dalam mengembangkan tugas kerasulannya adalah berkat kesungguhan dan kemampuan beliau dengan mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Allah Swt. Rahasia lainnya, adalah bahwa yang diajarkannya adalah agama yang benar yang tidak dapat dibantah lagi kebenarannya, yang menyebabkan orang dengan mudah menerimanya.
Selain itu, Nabi Muhammad. saw. selama keberadaannya di Mekkah telah mempersiapkan tenaga-tenaga yang kuat, tangguh, yang kemudian ikut memperjuangkan dan menyebarluaskan ajaran Islam kepda bangsa Arab lainnya. Kepribadian Nabi yang telah diketahui orang banyak, seperti jujur, sabar, dan tawadhu’, serta sifat-sifat terpuji lainnya, tidak dapat dipungkir oleh kebanyakan masyarakat Arab. Ini pulalah yang merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan dakwah Nabi Muhammad saw. dalam menyebarkan ajaran Islam kepada bangsa-bangsa Arab. Baik ketika beliau masih di Madinah ataupun setelah keberhasilannya menaklukkan kota kelahirannya, yaitu kota Mekkah.[4]

B.     Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
1.      Islam Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar
Nabi Muhammad Saw. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat, belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam.[5] Sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.
Pada masa permulaan pemerintahan Abu Bakar dan beliau baru saja melaksanakan tugasnya sudah dihadapkan beberapa tantangan dan gangguan dari berbagai pihak. Jika tantangan itu tidak diselesaikan dengan sungguh-sungguh, maka akan membawa akibat buruk yang dapat menggoyahkan sendi-sendi pemerintahan Islam. Ada tiga macam tantangan yang dihadapi Abu Bakar dan harus segera diselesaikan, yaitu:
a.       munculnya orang-orang yang mengaku nabi,
b.      adanya orang-orang yang tidak mau membayar zakat, dan
c.       lahirnya golongan murtad dari agama Islam.
2.      Islam Pada Masa Pemerintahan Umar bin Khattab
Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanan”nya, Umar ibn Khathab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam.[6] Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu‘minin (Komandan orang-orang yang beriman).
Umar bin Khattab hijrah ke Madinah bersama-sama dengan umat Islam dan Rasulullah. Ia sangat tegas dalam membela Islam dan sangat keras terhadap orang-orang kafir. Dengan sikapnya itu ia berperan besar dalam masyarakat Islam.
Di antara peran besar Umar bin Khattab pada periode Madinah in ialah:
a.       tegas dalam menghadapi kebatilan,
b.      banyak pikiran-pikiran yang disampaikan kepada Rasul, dan
c.       selalu ikut bersama Rasul berperang menghadapi orang kafir.
Ketika para tawanan Perang Badr mohon dibebaskan dengan sanggup memberi tebusan, Umar menolaknya. Karena mereka selama itu memusuhi umat Islam. Umar berpendapat mereka harus dibunuh tanpa pandang bulu, apakah masih ada hubungan keluarga ataupun tidak.
Umar selalu ikut berperang di samping Rasulullah dan umat Islam. Beberapa peperangan yang diikutinya ialah Perang Badr, Perang Uhud, Khandak, perjanjian Hudaibiyah, pengamanan Makkah.
Umar seorang yang cerdas. Ia menerima Islam dengan kecerdasannya. Beberapa pikiran yang disampaikan kepada Rasulullah dijawab oleh wahyu Al-Quran. Seperti tentang hijab, salat di makam Ibrahim.
Umar bin khatab selama memerintah banyak melakukan perluasan daerah Islam dan berhasil. Jasa beliau dalam mengembangkan dan memperluas daerah Islam meliputi:
1.      Penaklukan Syiria dan Palestina
2.      Penaklukan Irak dan Persia
3.      Penaklukkan Mesir.
Ada berapa peninggalan yang menunjukkan kemajuan yang dicapai pada masa Khalifah Umar.
Peninggalan-peninggalan itu sebagai berikut:
1.      Pembagian pemerintahan dan pembagian tugas para pejabat masing-masing.
2.      Pembentukan dewan-dewan, seperti: Dewan Perbendaharaan Negara yang mengatur keluar masuknya uang negara. Dewan militer mengatur keamanan.
3.      Membentuk urusan kehakiman.
4.      Penetapan tahun hijriyah. dimulai sejak Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah.
5.      Pembangunan mesjid, seperti: Mesjid Amr bin Ash, Mesjid Al Haram, dan sebagainya.
3.      Islam Pada Masa Pemerintahan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib
Di masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya, pada tahun 35 H / 655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar Khalifah.[7] Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka dihadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh karabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid, dan memperluas masjid nabi di Madinah.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.[8]
Adapun jasa dan peninggalan khalifah Usman, yaitu:
a.       Perluasan ke Khurasan
b.      Perluasan ke Armenia
c.       Perluasan ke Afrika
d.      Perluasan ke Amuriah dan Cyprus
e.       Pemberontakan di Iskandariyah
f.       Penaklukkan Rai dan Azerbaijan
Peninggalan-peninggalan khalifah Usman merupakan kemajuan Islam yang diperoleh dari masa pemerintahannya yaitu:
a.       Membangun mesjid Nabawi di Madinah
b.      Usaha pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an
c.       Membentuk angkatan laut.
Adapun jasa dan peninggalan khalifah Ali bin Abi Thalib yaitu terutama dalam bidang politik dalam pemerintahan dan mengganti wali-wali. Dia terbunuh ketika sedang shalat subuh, dengan demikian hilanglah musuh utama Muawiyah.
C.    Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah di Damaskus
1.      Awal berdirinya Bani Umayyah
Sepeninggal Ali ibn Abi Thalib, Gubenur Syam tampil sebagai penguasa Islam yang kuat, Masa kekuasannya merupakan awal kedaulatan Bani Umayyah. Muawiyah ibn Abu Sufyan bin Harb adalah pembangun dinasti umayyah dan sekaligus menjadi khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari kufah ke Damascus.[9]
Dinasti Bani Umayyah atau kerajaan bani umayyah berdiri tahun 41 H / 660 M di kota Damaskus, oleh Muawiyah Bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syam bin Manaf.
Karier politik Muawiyah dimulai ketika ia diangkat oleh Khulafa ar-Rasyidin sebagai panglima pasukan perang (632-661). Ia ditugaskan untuk merebut wilayah Palestina, Suriah, dan Mesir dari tangan Romawi yang menguasai kawasan itu sejak tahun 63 SM.[10]
Muawiyah tumbuh sebagai pemimpin karier. Pengalaman politik telah memperkaya dirinya dengan kebijakan-kebijakan dalam memerintah, mulai dari menjadi salah seorang pemimpin pasukan dibawah komando Panglima besar Abu Ubaidah ibn Jarah yang berhasil merebut wilayah Palestina, Suriah dan Mesir dari tangan Imperium Romawi yang telah menguasai ketiga daerah itu sejak tahun 63 SM, lalu menjabat kepada wilayah di Syam yang membawahi Suriah dan Palestina yang berkedudukan di Damascus selama kira-kira 20 tahun semenjak diangkat oleh khalifah Utsman telah menobatkannya sebagai “Amiral Al-Bahri” yang memimpin armada besar dalam penyerbuan kota konstantinopel walau gagal. Keberhasilan Muawiyah mendirikan dinasti Umayyah dari sejak semula Gubernur Suriah itu memiliki “basis rasional” yang solid bagi landasan pembangunan politiknya di masa depan. Pertama adalah berupa dukungan. yang kuat dari rakyat Suniah dan dari keluarga bani Umayyah sendiri. Kedua, sebagai seorang komando administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jebatan penting. Ketiga, Muawiyah memiliki kemampuan menonjol sebagi negarawan sejati, bahkan mencapai tingkat “hilm” sifat tentinggi yang dimiliki oleh pembesar Mekkah zaman dahulu.
Gambaran dari sifat mulia tersebut dalam diri Muawiyah sendiri setidak-tidaknya tampak dalam keputusannya yang berani memaklumkan jabatan khalifah secara turun-temurun. Dengan tujuan menegakkan kembali wibawa pemerintahan serta menjamin integritas kekuasaan dimasa-masa yang akan datang, maka Muawiyah dengan tegas menyelenggarakan suksesi yang damai dengan pembaiatan putranya, Yazid, beberapa tahun sebelum khalifah meninggal dunia.[11]
2.      Ekspedisi ke Barat dan ke Timur
Masa pemerintahan bani umayyah terkenal sebagai suatu era agresif, di mana perhatian tertumpu kepada usaha perluasan wilayah dan penaklukan yang terhenti sejak zaman kedua khulafaurrasyidin terakhir. Hanya dalam jangka waktu 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaaan Islam, yang meliputi tanah Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah Arab dan lain-lain.
Penaklukan militer dizaman umayyah mencakup ..iga front penting, yaitu:
Pertama front melawan bangsa roinawi di asia kecil dengan sasaran utama penggepungan Ice ibu kota konstantinopd. dan penyerangan kepulau — pulau di laut tengab
Kedua. fror Afrika Utara, Sekin mcmmdukkan daerah hitarn Afrika, oasukan
muslim jugs mneyebrangi Se at. Gibraltar, lahimasuk ke Spanyol.
l(etiga, front timur menghadapi wilayah yang amat luas, sehingga operasi kejalur ml dibagi menjadi dua arab. Yang saw mcnuju ke utara Ice dacrab — daerah diseberang sungai Jihun. Sedangkan yang binnya kearab selatan menyusu.i Sind, wilayah India bagian barat.
Pada rnasa perrierintahan muawiyah diraih kemaluan besar dalam perluasan wilayah. Peristiwa yan paling mencolok ialah kebcraniannya mengepIng kota konstantinope rr’telalui suatu ekpedisi yang dipusatkan dikota pelabuhan Damadela. Dibelaban timur, Muawiyah berhasil menaklukan khurassan sampai kesungai Oxus an Afganistan, lalu disempurnakan oleb khallfah Abdul Malik. Dibawah k mando Gubcrnur Irak Hajjaj ibn Yvsusf, tentara kauni Islam menyebtaiigl sunga Ammu Darya dan mcnuncukkan Balkh, E3ukhara samarkhand, khawai-izm dan Ierghana. Islam pcrtama kali menancapkan kakinya dl burni India.
Prestasi yang Iebih besar dica1 ii olch Al- WaIld 1 ialah ditlont afrika Utara dan sekitarnya sctclah segenap anah Afrika diduduki, pasukan muslim dibawah pimpinan Tariq ibn ziyad men.yebrangi selat giblatar masuk kespanvol. Lalu ibu kota nya cordova sergera direlat, menyusul kemudian kota — Iwia kin. Gubemur Muss ibn Nusair kemudian menycsnpurnakan penaklukan atas tanah Eropa ni dengan mcnyisir kaki peguni ogan pyrenia dan menycrang carolingian t’erancis.


$Th Kernajuan-Kernajuan pads Mass Bani Abbasivab
- Di Bidang Ilmu Pengetahuan dan l.embaga Pendidikan
• MaLtab / Kuttab dan Masjid, vain leinhaga pendidLan terendah, tempat anaL- anaL mengenal dasar-dasar haaan. bin nuan dan tulisan; dan tempat pant remaja helajar ciasar-dasar ilmu agarna. seperti tafsr. hadits, tiqh dan hahasa.
• 1 ingkat pendalarnan. pant pela jar yang innin rnemperdalam iiniunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seseorang atau heherapa orang sang abli dalam hidangnya.
• Berdirinva perpustakaan. akaderni dan universitas.
• Lahirnva metode talsir vaitu Tafcir Bi! Afa ?sur dan Tabir B/i Al-Rca ‘vi.
• Niuncuinva empat rnadzhab, vaitu Amadchab Hana/i. Afa!ik, Svaj’i dan Hanbali.
• Perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutarna di bidang Astronomi. Kedokteran, Filsafat, Kimia dan Sejarah.
2. Tokoh-tokoh cendikiawan pads mass Bani Abhas
• Al-Fazri, seorang Astronont Islam yang pertama Lab menyucun As(roiahc.
• Al-Fargani (Al-Faragnus), seora.ig Astronnm yang menerjcmahkan ilmu astronomi kedalam bahasa latin oleh Gerard Cremona dan Julanres Iiispalenais.
• lbnu Sina, seorang Filosufi sekaligus dokter yang menemukan sistem peredaran dar. h. Terkenal dengan karyanya a!-Qanun [2 al-Thib.
• Ai -Razi, seoring dokter pertama kali yang membedakan ponyakit cacar dengan measles. Dia menyusun buku mengenai kedokteran anaL.
• Abu All a-Hasan Ibn al-Haviham (Alhazcn). ahli bidang optika. Terkenal dcngar teorin a bahwa bendalah 1ang mengirim cahava ke mats.
/,
• Jahir Bin Ilavyan. seorang ahli ddang kimia. Ia memhenarkan tend ALI laen.
• Muhammad lhn Niusa AI-Khaccarn’nii, ahli Ai—iahar, l3uah karvann adalah a/—..Ia bar Wa ai—.tiuqabaiah.
• AI-Mas’udi, abli selanib dan geograli. Buah karvanva adalah .kfunsai-Zalnsh ta Ala ad:,: a!—Jc.n’ahir.
• Ai—Parahi. sec-rang l-:iosuti.la hansak n:enuhs huku tentang lilsabit. logika. jisvu. kenegn:aa”. etika dan interpretus: terhadap lilsafat Aristoteles.
• lhnu Rusvd ( Averrns. serz’.ng -il can dan seorang dokter. Kar ans a terkenal aduiah –


Pada masa ii Lb. na nan ;ndinL beriala:: seiririg dengan kenia1uan pet ada’na:
dan Le bud a’. an i- ‘el n ega s .: n nC:: eepa niasa Leentasan, kej a- nan dan kegerni angan. N.a:’aun sa.ace. etei,h cerinuc in; herakhn. isiam mengaian: maC Kenn:nduran.


B. PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hinggajatUhflYa kerajaan Islam terakhir di sana, s1am memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsuflg lebih dan tuju’n setengah abad. Sej arah panjang yang dilalui urnat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, vaitu:
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode mi, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat olch Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode mi stabilitas politik negeri Spanyo1 belum tercapai seara sempurna. gangguan-gaflgguafl masih terja-
Gangguan dan luar datang dan sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tundük kepada pemerintahan Islam. Gerakan mi ten’s memperkuat diii Setelah berjuang lebih dan 50(? tahun, akhimyn mereka mampu menguSir Islam dan bumi SpanyoL
Pada periode mi, Spanyol berada di ba\vah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak
Pada periode mi, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun daI
bidang peradaban. Abd A1-Rahman A1-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Span’1
wndukkepadapusatpemerintahan Islam yang ketika itu dipegang 0leh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Ainir pertama adalal’ Abdurrahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhjl (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah
berbagai ancarnan dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke-9, stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang rnencari kesyahidan (Martyrdom).Namun. Gereja Kristen iainnya di seluruh Spanyol tidak menanih simpati pada gerakan itu. karena pemerintah Islam mengembangkan kebebasan beragarna. Penduduk Kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasar


3. Periode Ketiga (912-1013 ill) Periode mi beriangsung mulai dan pemerintahan Abd Al— Rabman III yang bergelar “An-Nasir” sarnpai munculnya “rajaraja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Mu/uk al-Thawai:f Pada periode mi, Spanyol diperintafi oleh penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dan berita yang sampai kepada Abthirrahrnan III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat B ani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendi’-L Menun.it penilaiaiinya, keadaan mi menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat mi merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dan kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar mi dipakai rnulai tahun 929 M. Klialifahkhalifah besar yang memerintah pada peniode mi ada tiga orang, yaitu Abd Al-Rahman Al-I’asir (912-961 M), Hakam 11(961-976 M), d.in Hisyam 11(976-1009 M).
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode mi. Spanyol terpecah menjadi lebih dad tia
puluh negara kecil di bawah pemenintahan raja-raja golongan atau
Al-Mulukuth-Thait’azf yang berpusat di suatu kota seperti Scville,








Pada periode mi, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan. menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd Al-Rahman Al-Nashir mendirikan Universitas CordOva. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam 11 juga SeOrang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. pada masa mi, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmUran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dan kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia
Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode mi, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada rnuianya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afri1.a Utara..
adaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah pen guasapenJu asa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dan serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordovajatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dad kekuasaan Islam.



6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode mi, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, d bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan teti, secara politik, dinasti mi hanva berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol mi berakhir. karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnva terhunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ ad. Abu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar